Rumah Masa Depan


Palembang, 23 Desember 2013

Malam terakhir Engkau menemani liburan kami. Aku duduk meluruskan kaki sembari menikmati kilauan warna-warni cahaya lampu. Engkau duduk di samping kananku. Tidak, tidak persis di sampingku. Ada jarak lebih dari satu meter di antara kita. “Kerja di bagian apa?”, tanyamu memecah keheningan malam itu. “Di bagian proses produksi”, jawabku singkat.

Ekspresi wajahmu menunjukkan rasa antusias karena ternyata kita sama-sama bekerja di bagian proses produksi. Mulai berbicara dari Handy Talkie, DCS, sistem kerja shifting, dan suka duka sebagai orang proses. Kita sama-sama merasa senasib. 

Engkau memintaku untuk memotretmu yang berdiri tepat tak begitu jauh di depanku. Menggunakan DSLRmu, bukan kamera pocket-ku. Tentu Aku tak terbiasa dan belum bisa mengoperasikannya. Sejenak Engkau mengajariku. Engkau hanya berjarak beberapa cm saja dariku.

Dicoba beberapa kali lalu kita lihat bersama hasilnya. Kita tertawa bersama melihat hasil jepretanku yang blur semua. Dan..pada beberapa detik moment itu, refleks Aku memukul bahumu. Ups, sorry! Sungguh tak disengaja. 

Kenapa terasa begitu akrab dengan Kamu yang baru kukenal sehari yang lalu.

Sebelum pulang menuju penginapan, mampir ke rumahmu dulu untuk memindahkan foto-foto yang ada di kameramu. Engkau memberiku tempelan kulkas berbentuk wajah Barong dari Bali. Duduk di beranda rumahmu, deretan pot bunga dan seekor kucing tiba-tiba saja mengingatkanku akan rumah. Aku merindukan rumah.

Dan ternyata Engkaulah rumahku di masa depan.


Buku Untukmu

image

Palembang, 23 Desember 2013

Buku. Kita sama-sama memiliki kecintaan pada buku. Berkatnya, kita tak lagi sama-sama kaku. Bercerita tentang buku-buku, membuatku menerka-nerka siapa diri kamu.

Kuhadiahkan padamu sebuah buku, sebagai ucapan terimakasih telah menemaniku. Buku, yang kuharap bisa mengukir tawa di wajahmu.

Mengkhitbahku

image

Enam bulan yang lalu, ketika Engkau beserta Ayah dan Ibu menemui keluargaku. Meminta izin kepada kedua orangtuaku, untuk ku menggenapimu, menjadi istrimu, dan menjadi ibu dari anak-anakmu kelak. Hari itu (17 November 2015), Engkau resmi mengkhitbahku.

Terimakasih telah datang menjemputku dengan cara dan jalan yang baik.
💙💙💙

Ampera

image

Palembang, 22 Desember 2013

Parkiran Vico. Kamu bercerita tentang liburanmu ke Pulau Belitung dan Pulau Dewata. Sesaat kemudian, aku menerka-nerka. Diakah, sosok siluet lelaki berkacamata dan berkalungkan kamera? Iya, kamulah orangnya.

Selanjutnya, menikmati indahnya jembatan ampera adalah tujuan utama aku menyambangi kotamu. Kamu, masih tetap  asyik dengan kamera. Sementara akupun sibuk memandangi ampera yang sungguh mempesona bertaburkan cahaya.

Kala itu di ampera, aku sedang belajar melepaskan rasa. Di tepi musi, aku sedang belajar menata diri.

Vanilla

image

Palembang, 22 Desember 2013

Pulau Kemaro, tempat pertama yang kita kunjungi bersama. Tak banyak percakapan di antara kita. Ya, selayaknya orang yang baru berjumpa.

Bahkan, saat awal-awal berada di objek wisata, aku tak tahu kamu di mana. Kamu yang begitu asyik dengan kamera.

Sebelum pulang, di dermaga. Wafer Tango rasa vanilla menjadi pembuka kata di antara kita. Kamu berdiri tepat di depan kedua bola mata. Tanganmu setia menggenggam kamera. Dan kita saling menatap melalui lensa.

Datang, Menjemputmu!

image

Palembang, 22 Desember 2013

“Nit, ada Conan Nit”, ucap sahabatku.

“Mana Bii,, mana?”, aku menengok ke kanan dan ke kiri mencarinya. Sahabatku sangat paham jika aku menyukai tokoh-tokoh dalam anime Detective Conan.

“Itu Conannya”, sahabatku menunjuk ke arahmu. Kamu, yang sedang berdiri di depan rumahmu. Kamu, yang memang sedang menunggu kehadiran kami.

Kami datang, menjemputmu.

Menemuimu

image

Palembang, 22-23 Desember 2013

Tak pernah sekalipun terlintas dalam benakku jika ternyata aku berhasil menemuimu, sosok siluet lelaki berkacamata dan berkalungkan kamera. Tanpa disadari, aku yang melangkah menuju ke arahmu.

Mengunjungi kotamu adalah hal yang sudah aku rencanakan jauh-jauh hari. Sementara kamu adalah hal yang sama sekali tidak aku rencanakan.

Kamu, yang ikut menemani selama menikmati kotamu. Kamu, sahabat baik sahabatku.

Dua tahun yang lalu, hari itu Minggu, tepat di Hari Ibu, aku menemukanmu.